Ikatan persaudaraan Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah I dengan orang - orang Bugis.

Ikatan persaudaraan Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah I dengan orang - orang Bugis.

Jika kita membaca Tuhfat Annafis dan Kitab Silsilah Melayu dan Bugis dan sekalian Raja, bahwa dapatlah kita tahu Daing Perani dan adik beradiknyalah yang telah berjasa dalam pengangkatan Sultan Sulaiman Badrul Alam syah I sebagai Sultan Johor. Pengangkatan itu setelah pihak Daing Perani dan adek beradiknya berjaya mengalahkan Raja Kecil yang mengaku anak Sultan Mahmud mangkat di Julang. Setelah Sultan Sulaiman menduduki tahta Johor maka beliau telah mengangkat Opu Daing Marewah Kelana Jaya Putra sebagai Raja Muda Riau yang memerintahkan dengan mutlak Kerajaan Johor, Pahang, Riau, Lingga dan segala daerah takluknya sekalian. Selanjutnya orang - orang Bugis dan dibantu orang - orang Melayu inilah yang telah bertungkus lumus mempertahankan tahta sultan Sulaiman dari pada rampasan Raja Kecil. Serangan - serangan Raja Kecil dan anak - anaknya telahpun dapat dipatahkan oleh Orang - orang Bugis di Riau dan di Siak Raja Kecil juga tak mampu untuk menghadapi serangan pasukan Bugis.Pada masa itu Angkatan Laut Bugis di bawah Raja Muda boleh dikatakan paling berkuasa di sekitar peisir timur sumatra, Kepulauan Lingga - Riau , laut Cina Selatan sampai ke Selat Melaka berbanding kerajaan lainnya, kuasa angkatan Laut Bugis ini telah menyaingi Angkatan laut VOC Belanda.
Akhir pengaruh dari kekuasaan angkatan Laut Bugis itu adalah pada masa Raja Haji. Jika dimasa Sultan Sulaiman Badrul Alam syah Daing Perani dan saudara maranya mempertahankan tahta Sultan Sulaiman Badrul Alam syah dari rampasan Raja Kecil, di Zaman Raja Haji beliau telah mempertahankan kerajaan Johor dari pada penjajahan VOC Belanda. Masa itu yang menjadi Sultan Johor adalah anak saudara beliau Sultan Mahmud, Raja Haji telah berjuang melawan VOC Belanda atas nama Sultan Mahmud sebagai kepala Sultan Kerajaan Johor. Raja Haji telah mempertahankan kedaulatan kerajaan Johor dan tahta Sultan Mahmud sebagai mana yang telah diperbuat oleh Ayahnya Daing Celak terdahulu. Setelah kekalahan dan syahidnya Raja Haji di Teluk Ketapang kekuatan pasukan angkatan laut Bugis telah lemah dan tidak begitu perpengaruh lagi, pasukan angkatan laut Belanda dan Inggeris yang kemudian menjadi kekuatan paling berpengaruh sehingga bisa memecah belah kerajaan Johor.

Di Tuhfat Annafis diceritakan tentang pernikahan antara sebelah Melayu dan sebelah Bugis, sehingga keturunan pihak Raja - raja Melayu dan Raja Muda Bugis menjadi sanak saudara satu nenek moyang. Jika membaca tulisan silsilah dari sebelah Laksamana Lingga yang ditulis oleh Encik Muhammad bin Haji Encek Ustman bin Datok Laksamana Haji Muhammad Yusuf . Dapat diketahui Sultan Sulaiman Badrul Alam syah I memang sudah mempunyai hubungan sanak keluarga dengan Orang - orang Bugis Makasar dan sanak keluarganya itu menjadi pejabat dan orang kepercayaan dibawah Raja Muda Riau. Persaudaraan Sultan Sulaiman dengan orang - orang Bugis makasar ini ialah dari sebelah ibunya Encik Nuselamah. Menurut silsilahnya Encik Nuselamah anak Encik Ibrahim bin Encik Megat ialah orang Aceh. Anak - anak Encik Nuselamah inilah yang mula - mula di panggil Tengku sehingga selepas itu banyaklah merebak -rebak Raja - raja Melayu bergelar Tengku. Encik Ibrahim Ayah Encik Nuselamah mempunyai saudara laki - laki bernama Encik Jata yang berlayar ke Makasar dan mendapatkan isteri. Encik Jata yang mempunyai isteri di Makasar inilah mempunyai anak tujuh orang dan yang paling bungsunya bernama Encik Aisyah, kemudian di Semarang Encik Aisyah menikah dengan Daing Tersulah anak Pateh Bakak orang Makasar. Hasil dari pernikahan itu Encik Aisyah mendapatkan anak Datok Bandar Hasan. Lalu Datok Bandar Hasan mempunyai anak Haji Ahmad dan Sulewatang Encik Ibrahim. Haji Ahmad dan Encik Ibrahim inilah yang masuk sebelah Raja Muda Riau dan menjadi pejabat bawahan Raja . Pada Perang di Teluk Ketapang Haji Ahmad dan sulewatang Encik Ibrahim telah menyertai Raja Haji dalam peperangan itu. Pada peperangan itu Haji Ahmad telah mendapatkan syahid. Jika dihubungkan tali persaudaraan dengan Sultan Sulaiman, Sulewatang Encik Ibrahim adalah anak sudara dari pada Sultan Sulaiman Badrul alamsyah. Sulewatang Encik Ibrahim kemudian berpindah ke Daik sebab diperintahkan Raja Jakfar bin Raja Haji mendampingi Sultan Abdurrahman syah. Saudara perempuan seibu sebapak Encik Ibrahim ialah Encik Mariam, yang menikah dengan Sultan Mahmud syah marhum Masjid yang melahirkan Sultan Abdurrahman syah. Jika dikaitkan dengan tali persaudaraan, Sultan Mahmud syah III adalah pangkat anak Saudara dengan Encik Mariam. Sedangkan kaitan tali persaudaraan Sultan Abdurrhman syah dengan Sulewatang Encik Ibrahim adalah Sultan Abdurrahman Syah adalah pangkat pangkat anak saudara juga pangkat cucu dengan Sulewatang Encik Ibrahim. Keluarga Sulewatang inilah yang berpengaruh di Lingkungan Kerajaan Lingga - Riau, setelah kematian Sulewatang Encik Ibrahim keturunannya menjabat Datok Laksamana Lingga di Daik. Pelantikan Sultan Abdurrahman Syah I oleh Raja Jakfar sebagai Sultan Johor tentu juga telah mendapat sokongan dari pihak - pihak pembesar Bugis yang mempunyai pengaruh di Istana dan kaitan persudaraan. Kemungkinan diduga Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah menggunakan pihak saudaranya dalam berunding untuk meminta bantuan orang - orang Bugis.